Actinic Keratosis
Actinic Keratosis, Penyakit Kulit Yang Sering Di Remehkan

Actinic Keratosis, Penyakit Kulit Yang Sering Di Remehkan

Actinic Keratosis, Penyakit Kulit Yang Sering Di Remehkan

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Actinic Keratosis
Actinic Keratosis, Penyakit Kulit Yang Sering Di Remehkan

Actinic Keratosis (AK) Atau Yang Di Kenal Sebagai Solar Keratosis, Merupakan Kondisi Kulit Yang Di Tandai Dengan Bercak Kasar, Bersisik. Dan sering kali berwarna merah muda atau cokelat, yang muncul akibat paparan sinar matahari jangka panjang. Kelainan ini umumnya muncul di area kulit yang sering terpapar sinar ultraviolet (UV) seperti wajah, telinga, leher, lengan, dan punggung tangan. Actinic keratosis umumnya menyerang orang-orang berusia lanjut, terutama mereka yang memiliki kulit terang dan tinggal di wilayah beriklim panas.

Secara umum, Actinic Keratosis di anggap sebagai kondisi prakanker. Meskipun tidak semua bercak AK berkembang menjadi kanker, sekitar 10% kasus dapat berubah menjadi karsinoma sel skuamosa, salah satu jenis kanker kulit yang agresif jika tidak segera di tangani. Oleh karena itu, mengenali dan mengobati actinic keratosis sejak dini sangatlah penting. Gejalanya bisa bervariasi, mulai dari bercak kecil yang terasa seperti amplas saat diraba, hingga lesi bersisik yang menebal dan bisa terasa gatal atau perih.

Faktor risiko utama dari AK adalah paparan sinar matahari atau UV buatan (seperti tanning bed) yang terlalu sering dan dalam jangka panjang. Orang yang bekerja di luar ruangan seperti petani, nelayan, atau atlet lapangan lebih rentan terkena kondisi ini. Selain itu, sistem kekebalan tubuh yang lemah, usia lanjut, dan riwayat kulit terbakar juga meningkatkan risiko terkena AK.

Pengobatan Actinic Keratosis bisa di lakukan dengan berbagai metode, tergantung pada jumlah dan lokasi lesi. Metode yang umum digunakan termasuk terapi beku (cryotherapy), salep topikal yang mengandung fluorouracil atau imiquimod, terapi fotodinamik (PDT), hingga kuretase atau pengikisan secara medis. Namun, pencegahan tetap menjadi langkah terbaik. Menggunakan tabir surya setiap hari, mengenakan pakaian pelindung, dan menghindari sinar matahari saat jam-jam puncak dapat mengurangi risiko terkena AK.

Gejala Umum Actinic Keratosis

Actinic Keratosis (AK) merupakan kondisi kulit prakanker yang berkembang akibat paparan sinar matahari atau sinar ultraviolet (UV) berkepanjangan. Gejalanya sering kali muncul perlahan dan dapat menyerupai masalah kulit biasa. Namun, mengenali tanda-tandanya sejak dini sangat penting agar tidak berkembang menjadi kanker kulit, khususnya karsinoma sel skuamosa. Berikut adalah Gejala Umum Actinic Keratosis:

  1. Bercak atau Lesi Kasar di Kulit

Lesi AK biasanya terasa kasar, kering, atau bersisik, mirip seperti amplas jika disentuh. Pada tahap awal, bercak bisa sangat kecil dan sulit terlihat.

  1. Warna yang Bervariasi

Bercak atau lesi bisa berwarna:

  • Merah muda
  • Merah
  • Cokelat
  • Abu-abu
  • Bahkan warna kulit biasa, tapi terasa berbeda saat diraba.
  1. Lokasi di Area Terpapar Sinar Matahari

AK umumnya muncul di:

  • Wajah
  • Telinga
  • Kulit kepala (terutama pada pria botak)
  • Leher
  • Tangan dan lengan
  • Punggung tangan
  • Bahu dan dada atas
  1. Tebal dan Meninggi

Lesi bisa menjadi sedikit menonjol, bahkan membentuk benjolan kecil. Kadang-kadang menebal seperti kerak yang keras.

  1. Gatal, Perih, atau Terasa Panas

Beberapa orang melaporkan sensasi terbakar ringan, gatal, atau nyeri ringan di area yang terkena.

  1. Bercak Menghilang dan Muncul Kembali

Lesi bisa tampak hilang sendiri, lalu muncul kembali di lokasi yang sama, terutama jika tetap terpapar sinar UV.

Jika kamu menemukan bercak-bercak mencurigakan yang tidak kunjung hilang, terasa kasar, atau berubah bentuk, segera konsultasikan ke dokter kulit. Pemeriksaan dan penanganan dini adalah langkah penting untuk mencegah berkembangnya Actinic Keratosis menjadi kanker kulit.

Yang Di Sebabkan Utama Oleh Paparan Sinar Ultraviolet (UV) Dalam Jangka Panjang

Actinic Keratosis merupakan kondisi kulit prakanker Yang Di Sebabkan Utama Oleh Paparan Sinar Ultraviolet (UV) Dalam Jangka Panjang. Paparan ini bisa berasal dari matahari langsung atau sumber buatan seperti tanning bed (alat penggelap kulit). Berikut penjelasan lengkap mengenai penyebabnya:

  1. Paparan Sinar Matahari (UV) yang Berlebihan dan Berulang

Sinar UV—terutama UVB—merusak DNA di sel-sel kulit. Ketika kulit terlalu sering terpapar tanpa perlindungan (tabir surya, pakaian pelindung, atau topi), sel-sel kulit akan mengalami kerusakan genetik. Dalam jangka waktu bertahun-tahun, kerusakan ini dapat memicu pertumbuhan sel kulit abnormal, yang menjadi awal terbentuknya actinic keratosis.

  1. Penggunaan Tanning Bed

Alat tanning bed yang memancarkan sinar UV buatan untuk menggelapkan kulit juga menjadi faktor risiko utama. Penggunaan berulang meningkatkan risiko kerusakan kulit, termasuk AK dan kanker kulit lainnya.

  1. Usia Lanjut

Actinic keratosis cenderung muncul pada orang berusia di atas 40 tahun, karena akumulasi paparan sinar matahari selama hidup mereka. Semakin tua seseorang, semakin tinggi kemungkinan lesi ini muncul.

  1. Warna Kulit Terang

Orang dengan kulit terang, terutama yang mudah terbakar matahari (fototipe I dan II), memiliki risiko lebih tinggi karena jumlah melanin (pigmen pelindung alami terhadap UV) mereka lebih sedikit.

  1. Sistem Imun Lemah

Individu dengan imunokompromi (misalnya pasien transplantasi organ, HIV/AIDS, atau pengguna obat imunosupresif jangka panjang) lebih rentan terhadap AK karena tubuh kesulitan memperbaiki kerusakan sel akibat UV.

  1. Gaya Hidup dan Faktor Lingkungan

Merokok, paparan zat kimia tertentu (seperti arsenik), serta tinggal di daerah tropis atau dataran tinggi (dengan sinar UV lebih intens) juga turut memperbesar risiko.

Penyebab utama Actinic Keratosis adalah paparan sinar UV berlebih yang merusak sel kulit. Pencegahan terbaik adalah dengan melindungi kulit dari sinar matahari, menggunakan tabir surya SPF tinggi, serta mengenakan pakaian pelindung saat berada di luar ruangan.

Metode Pengobatan Utama Actinic Keratosis

Actinic Keratosis (AK) adalah kondisi prakanker kulit yang memerlukan perhatian medis untuk mencegahnya berkembang menjadi kanker kulit jenis karsinoma sel skuamosa. Meskipun tampak ringan, AK tidak boleh di abaikan. Untungnya, ada berbagai metode pengobatan yang efektif dan dapat disesuaikan dengan jumlah, ukuran, serta lokasi lesi pada kulit. Berikut adalah beberapa Metode Pengobatan Utama Actinic Keratosis:

  1. Krioterapi (Cryotherapy)

Ini adalah metode paling umum, yaitu membekukan lesi dengan nitrogen cair. Lesi akan melepuh, mengering, lalu mengelupas dalam beberapa hari atau minggu. Cocok untuk AK berjumlah sedikit dan berukuran kecil.

  1. Obat Topikal (Salep atau Krim)

Obat dioleskan langsung ke lesi dan bekerja menghancurkan sel kulit abnormal:

  • 5-Fluorouracil (5-FU): Mengganggu pertumbuhan sel abnormal.
  • Imiquimod: Merangsang sistem imun tubuh untuk menyerang sel abnormal.
  • Diclofenac gel: Obat antiinflamasi non-steroid yang efektif untuk AK ringan.
  • Ingenol mebutate: Obat yang memicu kematian sel cepat.

Cocok untuk pasien dengan banyak lesi atau area yang luas seperti wajah atau kulit kepala.

  1. Terapi Fotodinamik (Photodynamic Therapy / PDT)

Pada metode ini, dokter mengoleskan krim khusus pada kulit yang mengandung bahan sensitif cahaya, lalu menyinarinya dengan lampu merah atau biru. Proses ini akan menghancurkan sel-sel AK secara selektif, namun dapat menyebabkan kemerahan atau perih sementara.

  1. Kuretase dan Elektrokauter

Lesi akan di kikis menggunakan alat khusus (kuret), lalu di bakar dengan arus listrik untuk menghentikan perdarahan dan membunuh sisa sel abnormal. Digunakan untuk lesi yang lebih tebal.

  1. Eksisi Bedah

Jika ada kecurigaan bahwa AK sudah berkembang menjadi kanker kulit, dokter akan mengangkat lesi secara total dan mengirimkannya ke laboratorium untuk analisis.

Pengobatan actinic keratosis bervariasi tergantung tingkat keparahan dan jumlah lesi. Diagnosis dan pilihan terapi harus dilakukan oleh dokter spesialis kulit Actinic Keratosis.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait