
Sport

Generasi Z, Merasa Kesulitan Dalam Menabung, Begini Caranya!
Generasi Z, Merasa Kesulitan Dalam Menabung, Begini Caranya!

Generasi Z Di Kenal Sebagai Generasi Yang Lahir Di Era Digital, Kreatif, Dan Penuh Inovasi Namun Mereka Punya Kesulitan Untuk Nabung. Meski sering di anggap konsumtif karena gaya hidup modern, banyak anak muda Gen Z yang justru mulai sadar pentingnya mengelola keuangan, terutama menabung. Menabung ala Gen Z bukan sekadar menyimpan uang, tetapi juga mengatur keuangan secara cerdas dan sesuai gaya hidup mereka.
- Memanfaatkan Teknologi Finansial
Gen Z akrab dengan aplikasi keuangan digital. Mereka memanfaatkan e-wallet, mobile banking, atau aplikasi investasi mikro untuk menyimpan uang secara praktis. Fitur seperti auto-debit atau tabungan berjangka digital membantu mereka menabung tanpa harus repot ke bank. - Menetapkan Tujuan yang Jelas
Menabung bagi Gen Z biasanya tidak sekadar untuk dana darurat. Banyak yang menabung untuk traveling, pendidikan, gadget, atau investasi masa depan. Dengan tujuan yang jelas, mereka lebih termotivasi untuk konsisten. - Metode Tabungan Kreatif
Gen Z cenderung menyukai konsep yang menyenangkan. Contohnya, metode “tabung receh” dari kembalian belanja online, atau “tantangan menabung 52 minggu” yang populer di media sosial. Cara-cara kreatif ini membuat proses menabung terasa ringan dan seru. - Memadukan Tabungan dengan Investasi
Sebagian Gen Z sudah melek investasi sejak dini. Mereka juga mengalokasikan sebagian tabungan ke instrumen seperti reksa dana, emas digital, atau saham berisiko rendah. Strategi ini memungkinkan tabungan berkembang lebih cepat daripada hanya di simpan di rekening biasa. - Mengontrol Gaya Hidup
Generasi Z juga mulai belajar mengelola pengeluaran. Mereka memanfaatkan promo, cashback, hingga diskon aplikasi untuk menghemat biaya sehari-hari. Dengan pengeluaran lebih hemat, dana tabungan pun bertambah.
Menabung ala Gen Z menunjukkan bahwa kesadaran finansial bukan hanya milik generasi sebelumnya. Dengan kreativitas, dukungan teknologi, dan juga strategi yang tepat, anak muda dapat mempersiapkan masa depan finansial yang lebih stabil sambil tetap menikmati gaya hidup modern.
Tips Praktis Menabung Untuk Generasi Z
Berikut beberapa Tips Praktis Menabung Untuk Generasi Z yang bisa langsung di praktikkan:
- Gunakan Sistem “Pay Yourself First”
Begitu menerima gaji, uang jajan, atau penghasilan tambahan, langsung sisihkan 10–30% untuk tabungan sebelum di pakai keperluan lain. Cara ini mencegah uang terpakai untuk hal konsumtif.
- Bagi Pendapatan ke Beberapa Pos
Gunakan metode 50/30/20:
- 50% untuk (makan, transportasi, sewa).
- 30% untuk (hiburan, nongkrong, belanja).
- Lalu 20% untuk nabung dan investasi.
Atau modifikasi sesuai kondisi pribadi.
- Manfaatkan Aplikasi Keuangan
Gunakan aplikasi budgeting atau fitur tabungan otomatis di e-wallet dan bank digital. Misalnya, fitur “auto-debit” yang langsung memindahkan uang ke rekening tabungan setiap tanggal tertentu.
- Ikut Tantangan Menabung
Misalnya “tantangan 52 minggu” (minggu pertama Rp10.000, minggu kedua Rp20.000, dan seterusnya). Cara gamified ini membuat proses menabung lebih menyenangkan dan terasa ringan.
- Pisahkan Rekening Tabungan dan Rekening Belanja
Rekening tabungan jangan di gabung dengan rekening untuk transaksi sehari-hari. Dengan begitu, uang tabungan lebih “aman” dan tidak mudah di ambil.
- Manfaatkan Promo dan Cashback
Kemudian Gen Z terbiasa belanja online. Gunakan promo, cashback, atau diskon untuk menghemat pengeluaran, lalu sisihkan selisihnya ke tabungan.
- Tentukan Tujuan Tabungan
Misalnya dana darurat, liburan, pendidikan, atau gadget baru. Tujuan yang jelas akan membuat kamu lebih termotivasi untuk konsisten menabung.
- Mulai Investasi Ringan
Alihkan sebagian tabungan ke instrumen investasi rendah risiko seperti reksa dana pasar uang atau emas digital supaya nilainya berkembang.
Alasan Umum Mengapa Banyak Gen Z Kesulitan Menabung
Berikut beberapa Alasan Umum Mengapa Banyak Gen Z Kesulitan Menabung, beserta penjelasannya:
- Biaya Hidup Tinggi
Harga kebutuhan pokok, transportasi, hingga biaya pendidikan terus meningkat. Bagi Gen Z yang baru mulai bekerja atau masih kuliah, sebagian besar penghasilan habis untuk kebutuhan dasar.
- Gaji atau Penghasilan Masih Terbatas
Banyak Gen Z masih berada pada tahap awal karier dengan gaji entry-level. Penghasilan yang kecil membuat mereka sulit menyisihkan uang, apalagi jika ada tanggungan keluarga.
- Gaya Hidup Konsumtif
Gen Z tumbuh di era digital dengan banyak godaan belanja online, nongkrong di kafe, gadget baru, hingga traveling. Pola konsumtif ini sering membuat tabungan tergerus.
- Kurang Literasi Keuangan
Tidak semua anak muda mendapat edukasi finansial sejak dini. Akibatnya, mereka tidak punya kebiasaan mengatur anggaran, apalagi menabung secara rutin.
- Tekanan Sosial Media (FOMO)
Selanjutnya Fenomena FOMO (fear of missing out) di media sosial mendorong Gen Z ingin mengikuti tren terbaru, seperti beli barang branded atau liburan. Ini membuat mereka lebih fokus pada konsumsi daripada simpanan.
- Tidak Ada Tujuan Tabungan yang Jelas
Menabung tanpa tujuan sering terasa membosankan. Gen Z yang tidak memiliki target spesifik cenderung tidak konsisten menyimpan uang.
- Pengelolaan Keuangan yang Kurang Tepat
Sebagian anak muda tidak punya catatan pengeluaran. Tanpa pencatatan, uang mudah bocor dan tabungan sulit terkumpul.
- Mudah Mengandalkan Paylater atau Kredit
Kemudahan layanan paylater membuat pengeluaran terasa ringan di awal. Namun, kemudian cicilan yang menumpuk bisa menghambat kemampuan menabung.
Cara Praktis Mengontrol Gaya Hidup Agar Keuangan Lebih Sehat
Berikut beberapa Cara Praktis Mengontrol Gaya Hidup Agar Keuangan Lebih Sehat, terutama untuk Gen Z:
- Buat Anggaran Bulanan
Tentukan batas pengeluaran untuk kebutuhan, keinginan, dan tabungan. Kemudian Gunakan metode 50/30/20 atau yang sesuai dengan kondisi pribadi. Dengan anggaran jelas, kamu bisa tahu batas maksimal untuk belanja non-esensial.
- Catat Semua Pengeluaran
Gunakan aplikasi keuangan atau catatan sederhana di ponsel. Dengan mencatat, kamu bisa melihat pola kebocoran uang dan mengendalikannya lebih cepat.
- Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Biasakan bertanya pada diri sendiri sebelum membeli: “Apakah ini kebutuhan atau hanya keinginan?” Cara sederhana ini efektif mengurangi belanja impulsif.
- Terapkan Prinsip “Tunda 24 Jam”
Jika tergoda beli sesuatu yang bukan kebutuhan mendesak, tunggu 24 jam. Biasanya keinginan akan mereda dan juga kamu bisa berpikir lebih rasional.
- Batasi Pengaruh Sosial Media
Unfollow atau mute akun-akun yang sering memicu keinginan konsumtif, seperti akun belanja online atau influencer gaya hidup mewah. Ini membantu mengurangi FOMO.
- Tetapkan Prioritas Keuangan
Misalnya menabung untuk dana darurat, pendidikan, atau traveling. Dengan target yang jelas, kamu lebih mudah menolak godaan belanja.
- Gunakan Rekening Terpisah
Pisahkan rekening untuk kebutuhan, tabungan, dan hiburan. Ini membuat kamu lebih disiplin dan menghindari uang tabungan terpakai.
- Manfaatkan Promo dengan Bijak
Promo boleh dimanfaatkan, tapi jangan jadikan alasan belanja berlebihan. Ambil promo hanya untuk barang yang memang dibutuhkan.
- Cari Alternatif Hiburan Hemat
Alih-alih nongkrong di kafe mahal, coba piknik di taman kota, nonton film di rumah, atau olahraga bersama teman. Ini tetap seru tapi lebih ramah di kantong.
Kesimpulannya saat ini memang para Gen Z dalam kondisi sulit untuk mengatur keuangan, karena banyaknya pengeluaran dan juga kebutuhan hidup. Selain itu gengsi yang tinggi atau Juga FOMO membuat mereka tergoda untuk menghabiskan uang, padahal itu tidak terlalu urgent fungsinya. Itulah tadi beberapa ulasan menarik tentang Generasi Z.